Mengapa Prinsip Pernikahan Kristen Adalah Monogami Dan Tidak Poligami

Prinsip Perkawinan adalah Monogami IBTimes.ID
Prinsip Perkawinan adalah Monogami IBTimes.ID from ibtimes.id

Perkenalan

Pernikahan merupakan sebuah institusi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap agama di dunia memiliki prinsip-prinsip yang berbeda mengenai pernikahan, termasuk agama Kristen. Dalam agama Kristen, prinsip pernikahan yang dianut adalah monogami, yaitu hanya satu pasangan hidup untuk seumur hidup. Namun, masih banyak orang yang menganggap poligami sebagai hal yang wajar. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengapa prinsip pernikahan Kristen adalah monogami dan tidak poligami.

Monogami dalam Alkitab

Prinsip pernikahan monogami dalam agama Kristen didasarkan pada ajaran Alkitab. Dalam Kitab Kejadian 2:24, dinyatakan bahwa “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Ayat ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah ikatan antara satu laki-laki dan satu perempuan saja. Hal ini juga ditegaskan dalam Kitab Markus 10:7-8, yang mengatakan bahwa “Sebab itu manusia akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, dan kedua-duanya menjadi satu daging, sehingga mereka bukan lagi dua, melainkan satu.”

Poligami dalam Alkitab

Meskipun ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang memiliki lebih dari satu istri, tetapi hal ini tidak berarti bahwa poligami dianjurkan. Bahkan, poligami selalu berujung pada masalah dan konflik. Dalam Kitab Kejadian 16:1-6, diceritakan bahwa Sarah memberikan hambanya, Hagar, kepada suaminya, Abraham, untuk menjadi istri keduanya. Namun, hal ini menyebabkan konflik antara Sarah dan Hagar. Begitu juga dalam Kitab 2 Samuel 12:7-11, Nabi Natan menegur Raja Daud karena ia mengambil istri orang lain, Batsyeba. Akibatnya, keluarga Daud dihancurkan oleh perbuatan tersebut.

Monogami dalam Sejarah Kristen

Prinsip pernikahan monogami juga telah dianut oleh umat Kristen sejak awal mula agama ini muncul. Dalam Injil Filipi 4:3, disebutkan bahwa Paulus menegaskan bahwa seorang pria harus memiliki satu istri saja. Pernyataan ini menunjukkan bahwa monogami telah dianut oleh umat Kristen sejak zaman gereja perdana. Bahkan, pada abad ke-16, Martin Luther menulis bahwa poligami adalah “perbuatan yang durhaka terhadap Allah.”

Baca Juga:  Gluta Pancea Before And After

Poligami dan Kesetaraan Gender

Poligami juga bertentangan dengan prinsip kesetaraan gender. Dalam poligami, seorang pria memiliki lebih dari satu istri, yang berarti bahwa ia memiliki kekuasaan dan kontrol yang lebih besar dalam hubungan pernikahan. Poligami juga sering kali menyebabkan diskriminasi dan ketidakadilan terhadap istri kedua atau ketiga, yang sering kali dianggap lebih rendah daripada istri pertama.

Monogami dan Keluarga

Prinsip pernikahan monogami juga mendukung pembentukan keluarga yang stabil dan harmonis. Dalam keluarga monogami, suami dan istri memiliki kesetiaan dan saling mendukung satu sama lain. Mereka juga dapat fokus pada pembentukan hubungan yang sehat dengan anak-anak mereka. Dalam keluarga poligami, seringkali terjadi persaingan dan ketidakharmonisan antara istri-istri yang berbeda, yang dapat memengaruhi pembentukan hubungan keluarga yang sehat.

Kesimpulan

Dalam agama Kristen, prinsip pernikahan yang dianut adalah monogami, yaitu hanya satu pasangan hidup untuk seumur hidup. Hal ini didasarkan pada ajaran Alkitab, sejarah Kristen, dan prinsip kesetaraan gender. Poligami, di sisi lain, seringkali menyebabkan konflik dan ketidakharmonisan dalam hubungan pernikahan dan keluarga. Oleh karena itu, prinsip pernikahan monogami seharusnya dijunjung tinggi dan dijadikan pedoman dalam membentuk hubungan pernikahan dan keluarga yang sehat dan harmonis.

You May Also Like